Pesona Pagi Gunung Bromo

Cobalah melihat pesona matahari terbit di Tanah Air? Kunjungilah Gunung Bromo. Gunung Bromo terletak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Ada sensasi tersendiri melihat matahari pelan-pelan muncul dari balik gunung dan awan terasa di bawah mata kita. Bagaikan mengawang di atas gunung. Transportasi ke...

Jakarta dalam Rok Mini

Dirimu ikut bangun disaat semua umat sedang sahur, dirimu ikut membasuh wajah dengan wudhu disaat takbir subuh berkumandang yang mengawali start ibadah tidak makan-minum, dan dirimu ikut menonton acara televisi disaat waktu senja mulai menuntun datangnya saat berbuka puasa walau kutahu tadi siang kau hisap rokokmu sembari bercermin. Saya fikir dirimu lelah, namun teryata saya salah.

Say No to BlackBerry

47% pengguna BlackBerry yang diteliti ingin beralih menggunakan iPhone dari Apple. 34% pengguna menyatakan ingin memiliki smartphone Android dari Google. Dan ada 19% yang menginginkan Windows Phone 8 dari Microsoft.

Wisata Pulau Komodo

Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara...

Contoh Khutbah Jumat: Menyambut Ramadhan

Marhaban ya Ramadhan..Syaban akan berlalu, Ramadhan hanya beberapa hari lagi. Tamu istimewa itu akan datang dan membersamai kaum muslimin Mereka yang siap dengan kedatangannya insya Allah akan lebih optimal dalam mengisi Ramadhan tahun ini. Persiapan adalah keniscayaan...

advertising

Tampilkan postingan dengan label Catatan Dahlan Iskan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan Dahlan Iskan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 19 Maret 2009

Lawan-Lawan Obama yang Mulai Tumbuh, Mengejek Tiga Jam Sehari di 650 Radio

Dari Catatan Dahlan Iskan
Lawan-Lawan Obama yang Mulai Tumbuh (2)

Mengejek Tiga Jam Sehari di 650 Radio

Memang tidak fair menilai Presiden Barack Obama gagal. Dia baru dua bulan menjadi presiden dan mewarisi kekacauan ekonomi yang gawat. Tapi, orang seperti Rush Limbaugh tidak mau tahu. Apalagi, keadaan ekonomi tidak berhenti merosot. Harapan yang terlalu besar kepada Obama dalam pemilu lalu rupanya mulai menimbulkan putus harapan.



Orang akan memaklumi kalau Obama belum bisa membuat ekonomi lebih baik. Tapi bahwa ekonomi kenyataannya kian merosot drastis (sejak terpilih hingga sebulan setelah jadi presiden harga saham merosot 3.000 poin) sama sekali di luar harapan. Apalagi, Obama sudah gagal dalam dua hal. Pertama, mewujudkan keyakinannya bahwa dia bisa menjadi tokoh pemersatu bangsa. Kedua, kampanyenya untuk membeli produk dalam negeri juga gagal.


Upayanya mempersatukan suara Demokrat dan Republik di Kongres (agar bisa bersama-sama menyelesaikan krisis) sudah gagal dalam ronde pertama. Memang, dia bisa mengegolkan paket stimulus hampir 1 trilun dolar AS, tapi harga politiknya sangat mahal: semua anggota dari Partai Republik tidak memberikan persetujuan. Bahkan, orang seperti John McCain yang begitu kalah berjanji untuk bersama-sama memecahkan masalah bangsa sudah merasa diabaikan oleh Obama.


Mengenai kampanye membeli produk dalam negeri, tentu agak sulit dilaksanakan di lapangan. Mana yang produksi Amerika sendiri? Problem ini akan sama dengan kampanye serupa di Indonesia. Mayoritas barang adalah produksi asing.



Salah satu penyebabnya, sebagaimana yang saya alami di pabrik steal conveyor belt milik Perusda Jatim, pajak impor bahan bakunya lebih tinggi (15 persen) dibanding pajak untuk mendatangkan barang yang sudah jadi (5 persen). Bahkan, pabrik satu-satunya di Indonesia yang kami dirikan dengan modal Rp 50 miliar dengan maksud mengurangi impor ini baru saja harus tutup dua bulan karena persoalan bahan baku seperti itu.


Di AS beredar luas juga mengenai barang apa yang harus dibeli kalau rakyat harus menuruti kampanye Obama. Terutama, penggunaan dana rakyat yang dialokasikan untuk stimulus ekonomi itu. Lihatlah humor di bawah ini:

Bila Anda belanja di Wal-Mart, semua uang itu akan mengalir ke China.

Bila Anda beli bensin, semua uang itu akan mengalir ke Arab atau Venezuela.

Bila Anda membeli komputer, uang itu akan mengalir ke Taiwan.

Bila Anda membeli buah atau sayur, uang itu akan mengalir ke Meksiko.

Bila Anda membeli mobil, uangnya akan mengalir ke Jepang atau Korea.

Bila Anda membeli heroin, uangnya akan mengalir ke Taliban di Afghanistan.

Bila Anda menggunakan uang untuk menyumbang yayasan sosial, uangnya akan mengalir ke Nigeria.



Praktis uang itu hanya bisa dibelanjakan untuk nonton basket, minum bir, dan membuat tato di tangan.
Maka kalau di masa George Bush ada tokoh perfilman seperti sutradara Michel Moore yang terus memburuk-burukkan citra Bush lewat film-filmnya, di masa Obama ini ada Rush Limbaugh, sang penyiar radio yang amat terkenal. Kalau Moore hanya sempat membuat dua film (9/11 dan Sicko) selama lima tahun kepemimpinan Bush yang kedua, Rush Limbaugh bisa setiap hari selama tiga jam di 650 stasiun radio mengejek Obama.


Lihatlah tantangannya yang selalu dia ucapkan dan dikutip jaringan video yang tersiar sangat luas. Tantangan itu dia berikan karena dia merasa Gedung Putih tetap ngotot dengan rencana perubahan misi negara. Juga karena Limbaugh merasa Obama terus menyerangnya. Misalnya, suatu saat Obama pernah menilai bahwa banyaknya tindak kriminalitas yang berlatar belakang kebencian adalah buah kampanye Limbaugh yang konservatif itu. Tahun lalu tindak kriminalitas atas orang Hispanic naik dua kali lipat.


Limbaugh memang pernah menerbitkan buku tentang imigran dari Amerika Latin yang dikenal sebagai Hispanic itu. Imigran Hispanis kini menjadi imigran terbesar di AS. Bukan saja isinya sangat keras, tapi gaya mengucapkannya benar-benar sangat provokatif: Judul bukunya: His Panic: Why American Fear Hispanic in the US! ”Saya tidak akan menjabat tangan seseorang yang telah membuat kerusakan,” katanya.


Obama pernah mengecam Limbaugh sebagai xenophobia. Dan, Limbaugh sangat terganggu dengan penilaian itu. ”Dia menuduh saya xenophobia? Menuduh saya harus bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa kriminalitas. Hati saya sungguh terganggu dengan tuduhan itu,” katanya. ”Obama bilang dia akan jadi tokoh pemersatu. Bagaimana mungkin menuduh saya begitu.” tambahnya.


Maka dia tantang Obama untuk berdebat. Lihatlah tantangannya ini. ”Begini saja. Kalau orang-orang ini (maksudnya Obama dan pejabat tingginya) merasa diri mereka begitu hebat dan kalau mereka memang merasa bahwa merekalah yang sangat benar, mengapa tidak Presiden Obama datang ke studio saya ini dan bicara di talk show ini. Kita akan debat satu lawan satu mengenai ide-ide sampai kebijakan-kebijakan. Semua disiarkan utuh. Mari kita berdebat. Saya tawarkan Presiden Obama datang ke sini tanpa didampingi staf, tanpa teks yang bisa dibaca, tanpa kertas-kertas catatan (tanpa krepekan) untuk mendebat saya mengenai semua isu yang saya lontarkan. Mari debat soal pasar bebas. Mari debat soal kesehatan dan peningkatan pajak untuk usaha kecil. Mari debat soal new deal versus Reaganomics. Mari debat soal penutupan tahanan Guantanamo Bay. Mari debat soal pengiriman uang 900 juta dolar AS ke Hamas. Mari debat soal imigran gelap dan lemahnya hukum di perbatasan. Mari debat soal besarnya defisit anggaran dan hancurnya harapan untuk generasi yang akan datang. Mari debat soal Acorn, provokator masyarakat dan mengenai buruh...”.


Masih banyak lagi agenda yang dia tawarkan. Melihat video pidato-pidatonya (dan bicaranya di corong radio) Limbaugh memang kelihatan sebagai orator yang luar biasa.


Mengingat pengaruh Rush Limbaugh lebih besar daripada partai oposisi, pekan-pekan depan ini akan menjadi sangat menarik untuk mengikuti bagaimana Obama menyikapi penyiar radio yang gajinya Rp300 miliar setahun itu. (bersambung)
Image and video hosting by ggpht

Lawan Obama Tak Pernah Menyerah, Serang Presiden Sejam

Dari Catatan Dahlan Iskan

Lawan Obama Tak Pernah Menyerah (1)

Serang Presiden Sejam, 51 Kali Tepuk Tangan

PIDATO nasional Presiden Barack Obama mengenai rencana pendapatan dan belanja negara yang baru (2010) minggu lalu membuat golongan konservatif semakin meneguhkan sikap bahwa Obama memang benar-benar sedang membawa Amerika Serikat menuju ke ’kiri’. Ini membuat golongan ’kanan’ yang semula masih berharap bahwa setelah terpilih Obama bisa lebih ke ’tengah’ kehilangan harapan itu. Maka, golongan ’kanan’ pun kini semakin mengonsolidasikan diri.


Wujud konsolidasi yang terbaru dan terjelas adalah diadakannya konferensi golongan kanan yang disebut ’konferensi aksi golongan konservatif’ di Washington pekan lalu. Yang hadir 6.000 orang dan disiarkan langsung oleh jaringan TV Fox News ke seluruh negara. TV Fox News dicitrakan sebagai jaringan TV yang dekat dengan golongan ’kanan’, yang berarti berseberangan dengan jaringan TV CNN yang dicitrakan dekat dengan golongan liberal.


Bintang pada konferensi itu adalah Rush Limbaugh, penyiar radio dengan gaji Rp300 miliar setahun, yang kini menjadi lawan utama Presiden Obama di akar rumput. Keberaniannya melawan Obama secara terbuka bukan saja membuat pendengar siaran Limbaugh yang mencapai 30 juta orang itu naik terus, tapi juga membuat dia laris sebagai penceramah di mana-mana. Pada konferensi golongan konservatif pekan lalu itu dia mendapat alokasi pidato satu jam! Pidatonya luar biasa menarik.


Dari catatan saya saja, 51 kali tepuk tangan meriah diberikan kepadanya. Limbaugh juga membuat hadirin tertawa ngakak sampai 16 kali. Bahkan, beberapa kali tepuk tangan itu disertai teriakan-teriakan koor, rasanya sampai enam kali. Bahwa pidato itu sangat sugestif bisa dilihat dari seringnya hadirin meneriakkan kata seperti ”huuu” setiap Limbaugh mengucapkan nama tertentu. Limbaugh sendiri juga kuat dalam bermimik, sampai-sampai untuk mengucapkan kata tertentu dia menunjukkan wajah yang sedang meringis atau mulut yang mencep (bahasa Jawa, untuk menunjukkan gerak bibir yang bisa mengesankan sedang meremehkan lawan, seperti yang sering diperagakan Megawati dalam wawancara di acara Kick Andy di Metro TV bulan lalu).


Limbaugh benar-benar seimbang kalau diperlawankan dengan Obama dalam hal kepintaran berpidato. Dari segi isi, pidato Limbaugh juga sangat dalam. Saya malah menarik kesan bahwa dia bisa jadi ideologi aliran konservatif. Seolah-olah dialah orang yang paling sah menafsirkan apa itu ideologi konservatif di Amerika. Dia bisa menjelaskan dengan baik apa itu ideologi ’kanan’ golongan konservatif dengan cara yang sangat mudah dimengerti.


Dari segi lahiriah, pidato Limbaugh bahkan jauh lebih menarik daripada Obama. Pilihan kata-katanya sama hebatnya dengan Obama, tapi Limbaugh lebih lebih sering memeragakan humor, baik dengan kata-kata maupun gerakan.


Waktu memulai pidato itu saja, Limbaugh sudah memesona dengan kisah humornya. Tentu sebuah humor yang sekaligus mengejek lawan politiknya di media massa, yang juga tidak kalah terkenal dan legendarisnya itu: Larry King, penyiar TV CNN, yang tentu dari golongan liberal. Bedanya, Larry King adalah ”raja” di televisi, sedangkan Limbaugh ”raja” di radio. Limbaugh masih muda, sedangkan Larry King (sebagaimana bisa dilihat di televisi) sudah kelihatan sekali rentanya. Tentu Limbaugh merasa lebih tinggi daripada King karena kedalamannya dalam dunia ideologi.


Humor di pembukaan itu juga multitujuan karena bisa sekaligus menjelaskan mengapa orang selama ini menilai Limbaugh sebagai orang yang arogan atau sombong. Dia menganggap dirinya bukanlah orang yang sombong. Dia memang orang yang hebat! Simaklah humornya ini:


Ketika Larry King meninggal dunia, dia dipersilakan oleh penjaga surga, Saint Peter, untuk melihat-lihat suasa indahnya surga. ”Selamat datang Mr King, senang Anda mati dan bisa sampai di sini. Saya persilakan Anda melihat-lihat suasana di sini sebelum memutuskan Anda akan memilih tempat yang mana. Ada pertanyaan” ujar Saint Peter.


”Saya hanya ada satu pertanyaan saja. Apakah Rush Limbaugh ada di sini” tanya Larry King. Tentu dengan nada yang iri.


”Tidak. Dia tidak ada di sini. Dia masih belum punya waktu. Dia masih muda,” jawab Saint Peter.


Lalu, Larry King jalan-jalan di surga, melihat-lihat tempat-tempat yang tak tepermanai indahnya. Lalu dia masuk ke bangunan yang paling indah dan paling besar. Begitu masuk, Larry King kaget melihat mahkota dengan tulisan Rush Limbaugh di mahkota itu.


”Bukankah Anda mengatakan Rush Limbaugh tidak di sini” tanya Larry King dengan penuh khawatir kepada Saint Peter.


”Memang tidak. Ini kan kamarnya Tuhan. Itu mahkotanya Tuhan. Tuhan saja yang selalu berobsesi untuk bisa seperti Limbaugh!” jawab Saint Peter.


Hadirin tertawa terpingkal-pingkal. Rush Limbaugh lantas menggarisbawahi kesimpulan humor itu. ”Jadi, siapa bilang saya itu sombong,” katanya.


Di awal pidato itu dia juga mencitrakan dirinya sebagai orang yang penting, lawan utama Obama dan tentu lawan seluruh golongan liberal. Tentu akan banyak ancaman melalui telepon selama dia berpidato itu nanti. ”Tidak apa-apa. Sudah ada petugas yang menerima telepon di belakang,” katanya.


Lalu Limbaugh mengemukakan bahwa hadirin tidak perlu waswas akan keamanan dirinya. Bagian ini juga bisa mengesankan bahwa dirinya adalah orang yang penuh percaya diri dan satiris sekaligus humoris. ”Saya perkenalkan inilah kepala keamanan saya. Namanya Joseph Stalin. Saudara Joseph mohon berdiri...,”” ujar Limbaugh tanpa menjelaskan apakah nama yang menakutkan itu bagian dari kepintarannya menyeram-nyeramkan keadaan. Joseph Stalin adalah nama yang amat terkenal sebagai pemimpin tertinggi komunis dunia di masa lalu yang menakutkan.
”Jadi, di bawah pengamanan Joseph Stalin, saya safe di sini. Dijamin tidak akan ada serangan dari golongan liberal. Mana mungkin golongan liberal berani melawan Stalin,” guraunya.


Pidato Limbaugh hari itu memang luar biasa sengitnya menyerang golongan liberal yang dia tuduh sebagai golongan kiri dan sedang membawa Amerika Serikat ke arah kiri. Terutama bisa dilihat dari kebijaksanaan APBN Obama yang, dia nilai, sangat pro-orang miskin dan antiorang kaya. ”Amerika harus kita rebut kembali,” seru Limbaugh.


Namun, Limbaugh juga menyadari bahwa golongan kanan lagi mengalami kesulitan yang sangat besar. Terutama untuk bisa merebut kembali Amerika dari golongan liberal. ”Kita memang sedang dalam krisis kepemimpinan,” katanya. Golongan kanan memang masih sangat sulit memilih siapa yang bisa tampil di depan. George Bush sudah terbukti kalah angin. Dia tidak mau menampilkan lagi tokoh puncak yang pernah menjadi presiden dan ketika menjabat terbukti payah. John McCain juga sudah terlalu tua dan sudah terbukti kalah dalam pemilu lalu. Sarah Palin memang sangat ’kanan’, tapi belum bisa jadi tokoh nasional. Ada calon lain yang muda, pintar, dan hebat. Dia adalah Bobby Jindal, gubernur Lousiana. Tokoh yang baru 38 tahun itu juga seperti Obama, tidak sepenuhnya kulit putih. Jindal adalah keturunan India. Tapi, rasanya juga kurang menarik bagi golongan kanan yang sangat fanatik kulit putih.


Mereka harus mencari yang sebanding dengan Obama. Limbaugh memuji kehebatan Obama habis-habisan. Mulai kepintaran otaknya dan terutama cara berkomunikasinya. ”Sayangnya, dia ingin membawa Amerika bangkrut. Jadi, saya harap dia gagal sebagai presiden,” ujarnya. (bersambung)
Image and video hosting by ggpht